oleh
Made Agus Suryadarma Prihantana
Socrates (4070-1399 SM) mengeluarakan sebuah metode yaotu metode mencari tahu, yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab, dengan dimulai dari sesuatu yang telah diketahui dari anak didiknya. Kemudian metode ini berkembang menjadi metode penemuan dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan pengajaran berprogram. Johan Amos Comenius (1592-1670) mengemukakan prinsip-prinsip pendidikan yang dilakukan adalah:
- isi atau materi pelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak didik.
- sesuatu yang diajarkan harus mengandung nilai bermanfaat bagi kehidupan.
- materi pelajaran disusun secara induktif, mulai dari yang mudah meningkat kearah yang sulit.
Lahirnya konsepsi pengajaran visual sekitar tahun 1923,. Pengajaran visual adalah pengajaran dengan menggunakan alat bantu visual seperti gambar, model, dan benda sebenarnya. Tujuan penggunaan alat bantu visual dalam pendidikan:
- memperkenalkan, menyusun, memperkaya, atau memperjelas pengertian yang abstrak kepada siswa.
- mengembangkan sikap yang diinginkan.
- merangsang kegiatan siswa lebih lanjut.
Dasar dari konsepsi pengajaran visual adalah keyakinan bahwa penggunaan bahan-bahan visual dalam pengajaran dapat menyajikan gagasan yang abstrak sifatnya menjadi lebih konkrit sifatnya. Adapun kelemahan dari konsep pengajaran visual adalah:
a. menekankan pada penggunaan alat bantu visual saja dan mengabaikan perlunya rencana desain, pengembangan, produksi evaluasi dan pengelolaan.
b. Menganggap bahwa penggunaan alat bantu visual sebagi alat bantu atau pelengkap guru untuk kegiatan mengajar.
Konsep pengajaran visual selanjutnya berkembang menjadi pengajaran audio visual (audio visual aids) kira-kira tahun 1940. Inti dari pengajaran audio visual adalah digunakannya berbagai alat atau bahan guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman kepada siswa sehingga gagasan itu dapat diterima oleh siswa dengan melalui indera mata dan telinga secara serempak. Selain itu AVA adalah sejumlah perlatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran (teknologi pengajaran). Kelemahannya yaitu terlalu menekankan pentingnya materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam mengajar.
DARI KONSEP PENGAJARAN AUDIO-VISUAL KE TEORI KOMUNIKASI
Pada sekitar tahun 1950, pengaruh ilmu komunikasi dalam bidang pendidikan sangat besar, sehinga timbul gerakan ”Audio Visual Communication”. Gerakan ini menitikberatkan pandangan pada proses komunikasi. Dengan diterapkannya konsep komunikasi untuk pengajaran, tidak lagi penekanan diletakkan pada alat bantu visual dalam pengajaran, tetapi sekarang dipusatkan pada keseluruhan: proses komunikasi penyampaian informasi atau pesan dari sumber kepada penerima, dengan melibatkan seluruh unsur dalam proses komunikasi yang sifatnya dinamis.
DARI TEORI KOMUNIKASI KE KONSEP AWAL TENTANG SISTEM
Aplikasi konsep komunikasi telah membuka jalan untuk timbulnya konsep awal tentang sistem. Sistem dapat disefinisikan sebagai rangkaian komponen-komponen yang mempunyai tujuan yang sama. Arti penting dari sistem adalah:
- komponen-komponen dalam sistem
- integrasi komponen-komponen itu
- meningkatkan efesiensi sistem
penerapan konsep awal tentang sistem ini memberi petunjuk:
a. yang penting adalah suatu sistem pembelajaran yang lengkap bukan bahan yang berdiri sendiri.
b. masing-masing bahan sebagai komponen sistem, dan bukan sesuatu alat bantu guru yang terpisah-pisah.
c. dalam suatu sistem pembelajaran, bahan haruslah dirancang sebagai komponen untuk penggunaan yang sistematis dalam situasi pengajaran tertentu.
KOMUNIKASI AUDIO VISUAL : PERPADUAN KOMUNIKASI DAN KONSEP SISTEM
Komunikasi audio visual adalah suatu bidang pendidikan yang terutama membicarakan tentang desain dan pemanfaatan pesan-pesan untuk menguasai atau mengontrol proses belajar. Tujuan praktis dari bidang ini ialah efisiensi pemanfaatan setiap cara dan media komunikasi yang dapat membantu siswa mengembangkan potensi si belajar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, bidang ini melakukan kegiatan:
- studi tentang kekuasaan relatif dan unik dari pesan-pesan dalam bentuk gambar atau simbol, yang dipakai dalam proses belajar.
- Menyusun dan mensistematisasikan pesan-pesan, orang dan peralatan dalam lingkungan pendidikan.
Kedua kegiatan tersebut meliputi perencanaan, produksi, seleksi, pengelolaan dan pemanfaatan baik komponen-komponen maupun sistem instruksional. Kesimpulan dari bidang tersebut adalah teori belajar dan teori komunikasi mengandung konsep-konsep dasar bagi definisi teknologi instruksional.konsep komunikasi audio visual megembangkan suatu model yang menggabungkan teori komunikasi dan teori belajar yang berorientasi pada proses dengan sistem yang berorientasi pada produk.
KOMUNIKASI AUDIO VISUAL, PENDEKATAN SISTEMATIK DAN PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL
Terjadi perkembangan konsep untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, mulai dari mengajar dengan cara bertanya sampai mendayagunakan sumber secara sistematik berdasarkan teori komunikasi dan teori tingkah laku yang akhirnya mendefinisikan teknologi instruksional. Suatu cara sistematis, untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi seluruh proses belajar mengajar dari segi tujuan yang spesifik dan berlandaskan tindak belajar dari segi tujuan yang spesifik dan berlandaskan tindak belajar manusia serta teori komunikasi yang memanfaatkan kombinasi sumber insani dan noninsani untuk mencapai tujuan instruksional secara spesifik. Selain itu ada pula konsep sinergistik yang mengemukakan bahwa dengan menggabungkan semua sumber dan semua fungsi dalam proses yang sistematik akan diperoleh sesuatu yang baru yang lebih ampuh dari pada jumlah bagian-bagiannya.
KARAKTERISTIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN
- pendekatan sistem
- pendayagunaan sumber belajar
- mengutamakan anak didik yang belajar (learner)
1. PENDEKATAN SISTEM
Sejarah sistem sebenarnya ditemukan oleh departemen As dalam membangun angkatan perangnya, dan kemudian dimanfaatkan dalam bidang produksi komoditas industri, dimana pendekatan sistem merupakan alat pengelolaan yang bisa membantu manajer dalam menguji seluruh aspek permasalahan, menghubungkan pengaruh seperangkat keputusan yang satu terhadap keputusan yang lain (teknologi pengajaran, 2004).
Sistem merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditentukan. Atau sistem dapat diartikan segi rangkaian komponen-komponen yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
Ciri-ciri suatu sistem yaitu adanya tujuan, fungsi komponen, interaksi atau saling hubungan, penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan, proses informasi, umpan balik, daerah batasan dan lingkungan. Dalam sistem terdapat komponen, dimana komponen tersebut merupakan bagian-bagian yang melaksanakan masing-masing fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem. Antara suatu sistem dengan bagian-bagian yang lain atau lingkungan sekitarnya akan selalu terjadi interaksi. Yang dapat dipisahkan dengan batasan imajiner. Lingkungan suatu sistem ada diluar sistem itu sendiri atau lingkungan merupakan suatu sistem tersendiri diluar kontrol sistem yang telah diberi batasan sebagai pusat pengamatan.
Pendekatan sistem dalam arti yang luas mencakup tiga aspek yaitu:
- filsafat sistem, cara berfikir mengenai sesuatu kenyataan secara keseluruhan yaitu meliputi bagian-bagiannya, komponennya, subsistemnya, dan titik berat pada interaksinya.
- Analisis sistem, merupakan aspek kedua yang merupakan metode atau teknis pemecahan masalah atau pengambilan kebijakan yang erat kaitannya dengan dengan langkah-langkah metode ilmiah.
- Manajemen sistem, merupakan aplikasi teori sistem dalam pengelolaan sistem organisasi yang meliputi model umum proses informasi mengubah masukan menjadi pengeluaran dengan mempertimbangkan faktor tenaga, energi, informasi dan juga saling berkaitannya antara sub sistem, sistem dan supra sistem.
Jadi pendekatan sistem adalah penerapan secara serentak: cara berfikir, metode analisa dan manajemen untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu pendekatan sistem itu berarti suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, mengevaluasi seperangkat materi dan strategi instruksional yang diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang penting ( Twelker, teknologi pengajaran). Pengembangan instruksional adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah instruksional atau mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan.
Model-model Pengembangan Instruksional:
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Instruksional dalam PPSI berarti suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang berorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen antara lain materi, metode, alat, evaluasi, yang kesemuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam metode PPSI ada 5 langkah pokok yaitu:
- merumuskan tujuan (TIK)
- menyusun alat evaluasi
- menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
- merencanakan program kegiatan
- melaksanakan program
Model bela H. Banathy
Langkah-langkah dalam model pengembangan “Bela H. Banathy”yaitu:
- merumuskan tujuan instrusional khusus
- mengembangkan tes berdasarkan tujuan yang dikehendaki
- menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar setelah merumuskan tujuan instruksional khusus dan mengembangkan alat evaluasi
- merancang sistem pengajaran
- melaksanakan dan mengimplementasikan dan mengatrol kualitas hasil
- mengadakan perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi
Model ”Jerold E. Kemp”
Model pengembangan instruksional menurut ”kemp” terdiri dari 8 langkah yaitu:
- menentukan tujuan instruksional umum
- mambuat analisis tentang karakteristik mahasiswa
- menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan struktur
- menentukan materi sesuai dengan TIK
- menentukan pelajaran awal
- menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai
- mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan
- mengadakan evaluasi
Model ”Gerlach dan Ely”
Langkah-langkah model pengembangan menurut ”gerlach dan Ely’:
- guru-guru menjelaskan atau merumuskan tujuan instruksional khusus untuk menjelaskan apa yang harus dikuasai oleh para siswa
- memilih meteri pengajaran yang akan membantu para siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan
- guru menilai perilaku awal siswa untuk mengetahui pengetahuan apa saja telah dimiliki oleh para siswa
- menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan
- mengatur para siswa keadaan kelompok
- menentukan pembagian waktu sesuai dengan strategi dan teknik
- menentukan rancangan belajar
- memilih media instruksional
- menilai penampilan guru dan siswa
- menganalisis umpan balik
PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR
Sumber belajar adalah sarana untuk mempermudah dan memperjelas pengertian siswa atau pemahaman siswa terhadap media yang disajikan oleh guru atau dosen serta pengajar dan media pendidikan hanya dianggap sebagai perantara pesan.
Perbedaan antara sumber belajar dengan media pendidikan dapat dibedakan melalui penekanan fungsinya. Contohnya OHP dapat diambil 2 penekanan yaitu penekanannya dalam sumber belajar sebagai penunjang kegiatan belajar dan penekanannya dalam media pendidikan diartikan sebagai perantara penyampaian pesan.
”Edgar Dale”, mengemukakan bahwa pengalaman sebgai sumber belajar karena memiliki pengertian yang sangat luas, karena itu dapat dialami langsung oleh seorang dalam hidupnya dan dia juga membagi sumber belajar menjadi 10 jenjang yang dikenal dengan sebutan kerucut pengalaman, yang menyatakan bahwa, pengalaman adalah guru terbaik sebab pengalaman itu langsung dialami dan dirasakan seseorang.
Perkumpulan ahli Teknologi Pendidikan (AECT) mereka mengemukakan bahwa sumber belajar merupakan segala daya yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan orang belajar.
Dari segi pendaya gunaan sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2 antara lain :
- sumber belajar yang sengaja dirancang untuk dikembangkan sebagai instruksional sehingga dapat timbul sistem belajar yang formal dan direncanakan.
- Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah sumber belajar yang digunakan untuk keperluan instruksional secara spesifik karena sudah tersedia di alam
Perencanaan dan pengembangan sebagai komponen sistem yang dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
- sumber belajar cetak: buku, koran, denah, majalah
- sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, audio kaset
- sumber belajar yang fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar, studio, lapangan.
- sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kelompok kerja, observasi, simulasi, permainan
- sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat: taman, kota, terminal.
Manfaat sumber belajar:
- memberi pengalaman belajar yang konkrit dan langsung bagi siswa
- menyajikan sesuatu yang tidak mungkin dimuat secara langsung dengan cara menunjukkan: model, sketsa, foto, film.
- memperluas cakrawala sajian dalam kelas
- memberi informasi yang akurat dan terbaru
- membantu pemecahan masalah dalam lingkup makro maupun mikro
- memberi informasi yang positif
- merangsang untuk berpikir, menganalisa, dan mengembangkan pemikiran yang baru
Cara memanfaatkan sumber belajar:
- sumber belajar merupakan suatu daya atau kekuatan yang menunjang atau mendukung proses instruksional dan dapat memenuhi yang di perlukan, sesuatu yang mampu memberikan hal yang kita perlukan, bukan sebagai sumber belajar
- sumber belajar harus dapat mengubah dan membawa perubahan pada tingkah laku siswa agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Pengelolaan sumber belajar, mencangkup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memiliki arti penting karena mengatur mengendalikan akses. Sumber belajar mencangkup semua teknologi. Efektifitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.
Cara pengelolaan sumber:..........................
Penilaian sumber belajar (media). Tujuan di adakannya penilaian sumber adalah untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan atau tidak. Ada dua macam bentuk penguji cobaan media:
- evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran, yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Yang nantinya data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media agar lebih efektif dan efisien.
- evaluasi sumatif adalah proses yang dimaksud untuk menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Dan untuk menentukan apakah media tersebut benar-benar efektif, adapun bentuk-bentuk evaluasi media yaitu: evaluasi satu lawan satu, evaluasi kelompok kecil, dan evaluasi lapangan (Arief S. Media Pendidikan, 2006)
PENDIDIKAN BERORIENTASI PADA LEARNER
Masalah pendidikan di Indonesia sudah muncul sejak dulu, setua manusia dan bersama dengan berakhirnya hidup manusia. Pola permasalahannya yaitu bagaimana usaha yang dilakukan agar proses perkembangan anak dapat berjalan dengan efektif, namun isi dan bentuk permasalahan yang timbul mengalami perubahan dan perkembangan, sejalan dengan tantangan kehidupan itu sendiri.
Kepincangan dalam pendidikan dan ketidak serasian antara proses belajar siswa dengan tantangan yang akan dihadapi, muncul karena adanya gejala bahwa perlu dirumuskan tujuan pendidikan yang baru untuk dunia yang sedang berubah. Jika proses pembelajaran siswa tidak berubah, selamanya apa yang disiapkan siswa di sekolah tidak akan dapat mengejar tantangan kehidupan yang baru di hadapi. Maka dari itu dalam melaksanakan pendidikan faktor-faktor pendidikan harus lengkap dan terpenuhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
- bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan akan menentukan pula kualitas maupun kuantitas hasil belajar. Tiap-tiap jenis bahan yang dipelajari apakah itu fakta, konsep, prinsip, keterampilan, atau sikap memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan kondisi belajar yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
- faktor lingkungan. Ada dua macam faktor lingkungan yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Agar proses dan hasil belajar dapat efektif perlu diusahakan adanya lingkungan alam yang segar dan bersih. Demikian pula lingkungan sosial yakni keadaan lingkungan yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara manusia.
- faktor instrumental. Dirancang untuk memperlancar proses belajar. Faktor instrumental anatara lain berupa perangkat keras (hard awre) seperti: gedung, ruangan, lab, perpustakaan dan media. Perangkat lunak (soft ware)
- kondisi pelajar.yaitu subjek pelajar atau siapa saja yang belajar. Kondisisnya dapat dibedakan antara kondisi fisik dan kondisi psikologis.
TEORI-TEORI BELAJAR
Secara garis besar, teori belajar dapat dikelompokkan berdasar 3 aliran psikologis yaitu psikologi behavioristik, psikologi kognitif, dan psikologi humanistik yang dikemukakan oleh “jhon Locke dan Leibnitz” yang bersumber pada pandangan filsafat tentang manusia. Dimana masing-masing psikologi tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Aliran Behavioristik
- mementingkan pengaruh lingkungan
- mementingkan bagian-bagian dari pada keseluruhan
- mementingkan tingkah laku
- mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar
- mementingkan sebab-sebab terjadinya masa lampau
- mementingkan pembentukan kebiasaan
Aliran Kognitif
- mementingkan apa yang ada pada diri manusia
- mementingkan keseluruhan dari bagian peranan
- mementingkan peranan kognitif
- mementingkan kondisi waktu sekarang
- mementingkan pembentukan struktur kognitif
- mengutamakan keseimbangan di dalam diri manusia
Aliran Humanistik
- memetingkan manusia sebagai pribadi
- mementingkan peranan kognitif dan afektif
- mementingkan kebutuhan pribadi
- mementingkan persepsi subjektif yan dimiliki individu
- mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
- mengutamakan terjadinya aktualisasi diri
- mengutamakan insight
Beberapa teori belajar penting yang akan dikemukakan oleh psikologi behavioristik yaitu:
- Teori Koneksionisme
Teori ini di kemukakan oleh ”Thondike” (1913) yang mengemukakan 3 hukum belajar yaitu:
- The law of ecercise
Apabila hubungan antara rangsangan dengan reaksi diulang-ulang dalam kondisi yang sama, maka kekuatan hubungan akan meningkat
- The law of effect
Setiap orang cenderung mengulang atau memperlajari dengan cepat reaksi-reaksi yang menghasilkan perasaan puas atau tenang
- The law of readiness
Jika orang sudah mempunyai kesiapan untuk bertindak dan tanpa adanya paksaan puas atau tenang
- Teori Tranfer Of Learning
Teori ini dikemukakan oleh ”Thondike”, mengatakan bahwa hal-hal yang telah dipelajari dapat digunakan untuk menghadapi atau memecahkan masalah-masalah lain.
- Teori Conditioned Reflek
Teori ini dikemukakan oleh ”Pavlov”(1927) dengan percobaan terhadap anjing. Dan ”Watson ”(1970) menadakan serangkaian percobaan terhadap tikus putih. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa tingkah laku tertentu dapat dibentuk atau ditimbulkan dengan pengaturan dan manipulasi lingkungan, dimana proses pembentukan tingkah laku disebut juga dengan proses persyaratan
- Teori ”Operant Conditioning”
Teori ini dikemukakan oleh ”Skinner” (1938) melihat tingkah laku sebagai hubungan antara rangsangan dengan respon. Dan pendapat dari teori ”Gestalt” menyatakan bahwa keseluruhan dalam satu kesatuan dan kebulatan atau totalitas yang mempunyai arti penuh dimana tiap-tiap bagian pendukung bagian yang lain serta mendapat arti dalam keseluruhan.
ANALISIS MASALAH
- Bagaimana caranya menentukan sumber belajar yang sesuai dengan kemampuan berfikir anak sesuai dengan perkembangannya?
- Masalah pendidikan di indonesia yaitu pendidikan yang terfokus di dalam kelas?
- Model yang sesuai dengan pendidikan di Indonesia?
Perkembangan sistem pendidikan di indonesia yang semakin lama semakin berubah sistem pengajaran serta kurikulumnya. Hal ini menyebabkan siswa susah menentukan sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum begitu pula guru sebagai pemberi dan penyalur informasi. Dalam menyusun sebuah perencanaan bahan pengajaran yang sesuai dengan kurikulum maka guru harus menyusunnya sesuai dengan model-model pengajaran yang sudah ada. Dalam hal ini ada permasalahan bagaimana cara guru memilih model pembelajaran yang paling sesuai yang di gunakan oleh siswa. Disini guru dapat menyusun perencanaan sebuah pengajaran dengan model pengajaran yang dari luar Indonesia maupun yang sudah ada dalam negara Indonesia misalnya model PPSI. Dalam menyusun sebuah perencanaan pengajaran guru dapat memilih model perencanaan yang tepat yaitu sesuai dengan kurikulum dan karakteristik dari siswa. Perencanaan pengajaran sangat menentukan ketercapaian tujuan dari pembelajaran tersebut. Dengan adanya sebuah perencanaan guru dapat memberikan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai secara sempurna. Tapi dalam penyusunan perencanaan pengajaran guru juga harus memperhatikan sumber-sumber belajar yang tersedia. Dimana sumber belajar tersebut akan mendukung kelancaran perencanaan yang sudah dibuat. Dalam hal ini sumber belajar tidak hanya guru melainkan sumber belajar dapat berupa media, buku, majalah maupun sumber belajar yang lain. Guru dalam menggunakan media sebagai sumber belajar, harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan berfikir anak terhadap materi yang akan disampaikan dengan menggunakan media. Dalam menentukan media apa yang sesuai dengan daya berfikir anak, guru dapat menentukan sesuai dengan kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh “Dale” serta berkaitan pula dengan teori perkembangan kognitif anak dari “Piaget”. Setelah guru menentukan media apa yang sesuai dengan materi, guru dapat menerapkan media yang sesuai dengan perencanaan pengajaran tersebut. Sistem pembelajaran di Indonesia pada umumnya dilakukan di dalam kelas. Sistem pembelajaran di dalam kelas ini akan menimbulkan kejenuhan dan berimbas pada turunnya motifasi belajar peserta didik. Dan untuk mengatasi masalah ini, guru dapat mengajak anak didiknya untuk terjun langsung kelapangan sehingga motivasi belajar anak semakin bertambah. Jadi dapat disimpulkan bahwa, dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus memperhatikan ketersediaan sumber belajar dan karakteristik siswa. Agar proses belajar mengajar menjadi efektif. Sehingga apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran bisa tercapai.
Artikel Terkait
Teknologi Pendidikan
- PENERAPAN PENDEKATAN INQUERY DALAM PEMBELAJARAN
- DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN (TP) DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN (TEP)
- KODE ETIK DAN STANDAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH PROFESI
- Difusi dan Adopsi dalam Teknologi Pembelajaran
- Disain Teknologi Pendidikan
- Sejarah Perjalanan Teknologi Pendidikan
- Definisi Teknologi Pendidikan
Posting Komentar